Senin, 07 Juni 2010

Axl Kenalkan Guitaris Baru

Axl Rose Kenalin Gitaris Baru Guns N’ Roses


Guns N’ Roses memang tidak akan pernah berhenti membuat sensasi. Baru saja merilis album baru berjudul Chinesse Democracy yang lumayan kontroversi itu. Saat ini band asal Amerika ini di beritakan baru saja memperkenalkan gitaris barunya. Bernama DJ Ashba, yang masuk menggantikan Robin Fick gitaris sebelumnya.

Robin Fick memang diketahui, selain menjadi gitaris untuk Guns N’ Roses, juga menjadi gitaris untuk band Industrial bernama NIN. Dan Robin ternyata memilih untuk ikut ke dalam World Tournya band yang di komandoi oleh Trent Reznor ini.

Pentolan Guns N’ Roses, Axl Rose berkata, “DJ's a gifted, energetic guitarist that Guns N' Roses is proud to have on board! Saya merasa sangat excited untuk berkerja sama dengannya. Once DJ's name was in the hat, the hat disappeared.” ucap Axl. Sementara Dj pun memberikan statementnya bergabung dengan salah satu band paling brengsek di dunia ini, “It's an honor to have the opportunity to be a part of a band that I have always loved and respected. Saya sering memimpikan hal ini, dan sewaktu semuanya terjadi. Rasanya seperti mimpi. I'm looking forward to working with Axl. Karena menurut saya, Axl adalah seorang front man dan vokalis yang tidak ada tandingannya dalam generasi kita saat ini. Dan juga dia seorang seniman sejati.” ucap Dj Ashba.

Walah, om Axl, ada-ada aja neh. Gak bosen apa bikin sensasi terus.Tapi Keren Om..I LOVE YOU FULL

All About GNR Versi II

Penggarapan ‘Chinese Democracy’ mulai bergulir pada pertengahan era ‘90an ketika Axl Rose secara resmi membeli hak penggunaan nama Guns N’ Roses (GN’R). Tak lama setelah Gilby Clarke (gitar), Slash (gitar), Duff McKagan (bas) dan Matt Sorum (dram) memutuskan angkat kaki meninggalkan Axl. Trek pertama yang dikerjakan Axl sendirian adalah lagu ‘Oh My God’ yang lantas menghiasi soundtrack film “End of Days” (1999). Di lagu itu, porsi gitar diisi Dave Navarro (Jane’s Addiction/Red Hot Chili Peppers) dan Gary Sunshine, guru gitar pribadi Axl. Saat itu pula, Axl mulai mendengungkan ‘Chinese Democracy’ sebagai judul album baru GN’R berikutnya. Sementara di pasaran, Geffen Records merilis album konser GN’R berjudul ‘Live Era: '87-'93’ (Geffen) untuk mengisi kekosongan.
Nah, pada titik inilah revolusi gonta-ganti personel di tubuh GN’R versi Axl dimulai. Di lini gitar, Axl sempat mengajak Paul Huge - teman masa kecil Axl untuk mengisi kekosongan posisi Gilby - saat Slash belum memutuskan cabut. Paul bahkan sempat ikutan penggarapan rekaman ‘Sympathy for the Devil’, lagu daur ulang milik The Rolling Stones yang dibuat untuk menghiasi film “Interview with the Vampire’ (1994). Setelah itu, pasca keluarnya Slash, Axl sempat mengajak Zakk Wylde (Black Label Society/Ozzy Osbourne) untuk jamming dan berlangsung selama lebih dari seminggu. Kolaborasi ini tak berhasil. Brian May (Queen) berada di urutan berikutnya, dan bahkan sempat menyumbangkan permainan gitarnya di lagu ‘Catcher in the Rye’, tapi di versi awal yang sempat bocor di internet (lagu ini selanjutnya tetap dimasukkan di album resmi ‘Chinese Democracy’, namun tanpa menyertakan karya tangan Brian). Dave Navarro yang digaet selanjutnya juga tak bertahan lama. “Saya menghabiskan waktu sekitar satu setengah jam di studio, mengisi porsi solo dan tak lebih. Pokoknya tidak bakal bisa berhasil,” ujar Dave, kesal.
Tahun 1997, setelah tak lagi memakai jasa Dave Navarro (bahkan lagu ‘My God’ juga tak jadi diikutsertakan di rilisan resmi ‘Chinese Democracy’), Axl lantas menggaet Robin Finck (Nine Inch Nail) untuk disandingkan dengan Paul Huge. Namun karena Robin hengkang untuk mendukung tur band awalnya, maka posisinya lantas diberikan ke shredder yang selalu tampil bertopeng dan mengenakan topi ember KFC, Buckethead. Namun pada akhir tahun 2000, Robin balik lagi, menggantikan Paul Huge dan menjadi gitaris tandem Buckethead. Bahkan Axl menambah satu gitaris lagi, yakni Paul Tobias untuk memperkuat formasi (plus basis Tommy Stinson, dramer Brian “Brain” Mantia dan kibrodis Dizzy Reed). Penampilan pertama GN’R di depan publik dengan formasi ini berlangsung pada hari pergantian tahun di House of Blues, Las Vegas serta di panggung festival “Rock in Rio III”, di Brasil, Januari 2001. Setahun kemudian, Paul Tobias mengundurkan diri.
Pada tahap ini, Axl telah memulai rentetan proses penggarapan ‘Chinese Democracy’ di L.A. Studio bersama Roy Thomas Baker, produser legendaris yang pernah menangani album Queen. Sebelum Roy, berderet produser yang sempat dijajaki Axl, antara lain Moby, Mike Clink, Youth dan Sean Beavan. Ada yang menolak dan atau tak tahan bekerjsama dengan Axl. Pada saat itu, untuk beberapa penampilan panggung, Axl menarik Richard Fortus (The Psychedelic Furs/Love Spit Love) - yang sebelumnya kalah audisi dengan Buckethead - untuk mengganti tugas Paul Tobias. Pertengahan Maret 2001, Elizabeth “Beta” Lebeis, asisten Axl, mengatakan kepada sebuah koran terbitan Brasil bahwa GN’R telah membuat sebanyak 48 lagu, di antaranya berjudul ‘IRS’, ‘TWAT’, ‘The Blues’, ‘Riad and the Bedouins’, ‘Silkworms’ dan ‘Madagascar’. Beta memperkirakan ‘Chinese Democracy’ bisa segera dirilis pada Juni atau Juli, tahun itu juga.
Februari 2001, Tom Zutaut dihubungi oleh Jimmy Iovine, pendiri Interscope Records dan petinggi Geffen dan A&M Records. Tom adalah produser yang dulunya menangani penggarapan album-album GN’R sebelum ‘Chinese Democracy’, termasuk ‘Appetite for Destruction’ yang melejitkan nama GN’R. Jimmy sampai pada kesimpulan, tak ada orang lain yang bisa mewujudkan perilisan ‘Chinese Democracy’ menjadi kenyataan selain Tom. Tapi proses menyatukan Axl dan Tom bukan pekerjaan mudah. Keduanya sudah berpisah selama satu dekade. Dan sebelumnya, Axl pernah sangat marah pada Tom menyangkut hubungannya dengan Erin Everly, mantan istri Axl yang menjadi sumber inspirasi lirik lagu ‘Sweet Child O’Mine’. Tom sendiri juga tahu betul bahwa bekerjasama dengan Axl berarti tanpa patokan waktu yang jelas. “Dan itu berarti bisa merusak kerukunan keluarga saya,” seru Tom terus-terang. Karena ia pernah mengalami sendiri, bahwa sejak penggarapan album ‘Use Your Illusion I & II’, Axl benar-benar menerapkan sistim kerja yang otoriter. “Tak ada proses kolaborasi seperti yang terjadi di album ‘Appetite for Destruction’,” tambah Tom lagi.
Namun setelah Tom bertemu dan berbicara langsung dengan Axl, segala masalah di masa lalu akhirnya bisa dikesampingkan. “Saya tidak perduli dengan dananya. Pokoknya apa pun yang harus dilakukan, saya ingin kamu bisa membuat album ini bergerak maju. Karena otak saya telah berputar-putar selama kurang lebih enam bulan,” ucap Axl pada Tom. Pada tahap ini, Tom yakin sekali bisa merampungkan ‘Chinese Democracy’. Apalagi, rekan kerjanya, Roy Thomas Baker bukan orang asing di matanya. Keduanya pernah bekerjasama di Elektra Records selama dua tahun. “Jadi tak ada masalah,” seru Tom meyakinkan.

Buckethead
Langkah besar yang dilakukan Tom adalah memanggil kembali Brian Carroll alias Buckethead yang sempat mengundurkan diri dari formasi GN’R. Dengan segala upaya, Tom membujuk shredder tersebut untuk bergabung dan ikut di proses rekaman ‘Chinese Democracy’. “Kamu adalah salah satu di antara sedikit orang yang bisa membuat GN’R spesial, seperti yang pernah dilakukan Slash. Saya akan bersamamu setiap hari dan tak akan memintamu untuk menjadi seperti Slash,” demikian Tom meyakinkan Buckethead. Bahkan kemudian, Tom menawarkan Buckethead sebuah “ruang kerja” berbentuk kandang ayam (chicken coop) di dalam area studio. Maklum, Buckethead sangat yakin jika dulunya ia dibesarkan oleh keluarga ayam. Entah benar atau tidak cerita itu, namun terbukti Buckethead langsung tertarik dengan tawaran Tom dan yakin bisa berkarya jauh lebih baik jika memiliki kandang sendiri. Dua hari setelah pembicaraan itu, kandang Buckethead pun rampung dan tak ada yang boleh memasukinya selain Buckethead sendiri.
Namun ternyata, usaha Tom tersebut bukan jalan yang disukai Axl. Ada masa di mana Buckethead menyetel video porno yang sangat vulgar di kandangnya untuk mendapatkan inspirasi, dan itu sangat mengganggu konsentrasi Axl. Masalah lain, Buckethead pernah melarang kotoran anjing piaraan Axl yang kebetulan masuk ke dalam kandang dibersihkan. Ia mengatakan sangat suka dengan aroma kotoran anjing di dalam kandangnya. Bau busuk pun menyebar di dalam studio dan Buckethead melarang siapa pun masuk untuk membersihkannya. Tapi Tom mengakui, hasil kerja Buckethead yang katanya terinspirasi dari bau kotoran anjing memang sangat mencengangkan.
Sayangnya, di saat Tom sangat yakin bisa merampungkan ‘Chinese Democracy’, muncul masalah baru yang memunculkan kesalahpahaman antara Tom dan Axl. Dan ini terjadi di saat mixing akhir album tersebut telah berhasil dirampungkan. Ridley Scott, sutradara film “Black Hawk Down” meminta izin untuk menggunakan lagu ‘Welcome to the Jungle’ di filmnya itu. Namun saat Axl diundang untuk preview, ia sangat berang karena melihat sangat banyak orang yang tidak ia kenal di ruangan tersebut. Padahal sebelumnya, ia telah membahasnya dengan Tom bahwa preview itu sangat tertutup, sangat pribadi. Axl menuding Tom telah membohonginya dan menuduh Tom berusaha memanfaatkan momen itu untuk mendapatkan keuntungan. Tom sendiri merasa ada pihak yang telah sengaja menjebaknya. Apa pun kenyataannya, Axl tak mau tahu dan saat itu juga memecat Tom. Beberapa bulan kemudian, Roy Thomas Baker mengundurkan diri dari proyek ‘Chinese Democracy’. Langkah itu diikuti pula oleh Buckethead yang sempat bertahan hingga 2004.
Menurut perhitungan Tom, seharusnya ‘Chinese Democracy’ sudah bisa dirilis September 2002, atau selambat-lambatnya pada musim semi 2003. Namun hingga 2004, tak ada tanda-tanda menggembirakan. Sampai akhirnya, pihak Geffen angkat tangan dan tak mampu lagi mengucurkan dana tambahan. Februari 2004, Geffen mengumumkan bahwa pendanaan album tersebut selanjutnya menjadi tanggungjawab Axl sendiri. Menurut perhitungan kasar harian The New York Times (2005), dana yang tertelan untuk menggarap ‘Chinese Democracy’ mencapai angka USD 13 juta, yang antara lain terpakai untuk membayar gaji bulanan para anggota band (USD 11.000), teknisi gitar (USD 6000) dan untuk chief engineer (USD 14.000). Belum termasuk bayaran para produser, para teknisi rekaman dan penyewaan perangkat alat musik. Untuk setidaknya mendapatkan dana itu kembali, pihak Geffen akhirnya merilis album kompilasi lagu-lagu terbaik GN’R berjudul ‘Greatest Hits’, Maret 2004.
Februari 2006, versi demo lagu ‘Better’, ‘Catcher in the Rye’, ‘I.R.S.’ dan ‘There Was a Time’ bocor dan beredar di internet. Pihak manajemen GN’R mengklaim, bahwa kebocoran itu disengaja untuk mengukur respon dari para fans GN’R tentang lagu-lagu baru tersebut. Dalam sebuah wawancara radio pada 5 Mei 2006, Axl mengumumkan bakal merilis ‘Chinese Democracy’ di akhir tahun. Jadwal itu rupanya melenceng. Janji berikutnya, akan dirilis Maret 2007. Gagal juga.


Bumblefoot
Ron “Bumblefot” Thal mendapat panggilan memperkuat GN’R saat gitaris kelahiran Brooklyn, New York (AS) ini tengah menyelesaikan penggarapan album solonya yang berjudul ‘Normal’ (2005). Isu pertama datang dari email yang dikirim oleh Joe Satriani, gitaris virtuoso ternama yang mengaku sangat mengagumi permainan gitar Ron. Joe mengatakan bahwa ia telah merekomendasikan Ron untuk menggantikan posisi Buckethead. Email kedua lantas datang dari Chris Pitman (kibordis GN’R). Pihak manajemen GN’R lantas mengundang Ron untuk jamming saat para personel GN’R sedang berada di New York. Dan di panggung Hammerstein Ballroom, New York, 12 Mei 2006 silam, Ron pun tampil sebagai gitaris GN’R untuk pertama kalinya. Berbagi tugas dengan dua gitaris lainnya, Robin Finck (yang lantas cabut dan kembali ke band lamanya, Nine Inch Nail) dan Richard Fortus.
Axl sendiri konon tidak buta-buta amat dengan karya musik gitar Ron. Setidaknya, Axl pernah mendengar dan menyukai lagu ‘I Can’t Play the Blues’ yang termuat di album solo Ron yang berjudul ‘Hermit’ (1997). Dan sebagai orang baru di GN’R, Ron mengaku tak suka membuang-buang waktu untuk menerka-nerka lagu-lagu GN’R dan membuat personel lainnya harus menunggu. Sebagian besar materi dari ‘Appetite for Destruction’ (1987) yang banyak dimainkan saat latihan sudah dilumat Ron mentah-mentah sebelum memasuki studio latihan. Sementara untuk materi lagu baru, Ron juga rela-rela saja memainkan porsi Buckethead apa adanya, tanpa terlalu banyak embel-embel improvisasi. “Soalnya, jika saya mempelajari sebuah lagu, saya tidak cuma mengulik porsi untuk saya sendiri, tapi juga porsi lainnya, alur bas, dan bahkan vokalnya,” ujar Ron mengakui.
Lagipula, tambahnya, melodi lagu adalah bagian paling penting di lagu-lagu GN’R. Kalau mengubah bagian itu, berarti sama saja mengubah lirik lagunya. “Jadi saya berusaha menghargai lagunya,” tandasnya. Untuk hal ini pula, Ron tidak keberatan untuk memainkan gitar Gibson Les Paul ’59 Reissue buatan tahun 1989 untuk kepentingan musik GN’R. Padahal sesungguhnya, Ron telah dikontrak secara eksklusif oleh Vigier, perusahaan gitar asal Perancis. “Karena dalam banyak hal, Les Paul merupakan ciri sound GN’R,” katanya lagi.
Kendati demikian, di rekaman ‘Chinese Democracy’, Ron tidak melulu memainkan Les Paul. Ia antara lain juga menyayat Vigier Surfreter Fretless di bagian verse lagu ‘Chinese Democracy’ dan gitar akustik merek Parkwood di lagu lainnya. Gitar-gitar itulah yang ia sandingkan dengan Boss Blues Driver, pedal wah dan ampli Marshall JCM800.
Saat penggarapan album, Ron mengaku melakukan banyak eksperimen untuk mendapatkan posisi yang tepat dan nyaman untuk porsi gitarnya. Ia bisa saja menghabiskan sampai 10 jam untuk mengotak-atik part yang dianggap ‘berharga’ dan bisa diselipi. Maklum, karena album ‘Chinese Democracy’ sudah dipadati permainan gitar dari para gitaris sebelumnya. Seperti di lagu ‘Chinese Democracy’ tadi, hanya permainan ritem Ron yang terpakai. Sementara untuk bagian solo, sudah ada penyampuran permainan Buckethead dengan Robin Finck. Tapi di lagu ‘Shackler’s Revenge’ yang pertama kali diperdengarkan secara resmi lewat game Rock Band 2 (14 Juli 2008), Ron kebagian memainkan porsi solo sendirian sepanjang lagu. (mudya – dari berbagai sumber)


The Gunners
Popularitas GN’R, band yang dibentuk di Los Angeles, California (AS) pada 1985 ini melejit bagai roket ketika merilis album ‘Appetite for Destruction’ (1987). Debut yang antara lain memuat lagu ‘Sweet Child O’Mine’, ‘Paradise City’ dan ‘Welcome to the Jungle’ ini tercatat telah terjual sebanyak lebih dari 28 juta keping dan menempati posisi terlaris di Amerika. Kini, penjualan album keseluruhan GN’R diperkirakan sudah mencapai angka lebih dari 90 juta keping di seluruh dunia, termasuk dari album kembarnya, ‘Use Your Illusion I’ dan ‘Use Your Illusion II’ (1991) yang berhasil terjual sebanyak 14 juta keping lebih.
Saat penggarapan ‘Appetite for Destruction’, GN’R diperkuat formasi Axl Rose, Slash, Izzy Stradlin (gitar), Duff McKagan dan Steven Adler (dram). Namun sebelum mengolah album berikutnya, Steven ditendang keluar karena penggunaan narkoba. Penggantinya adalah Matt Sorum, bekas dramer The Cult. Di tengah perjalanan tur promo ‘Use Your Illusion’, Izzy menyatakan mundur. Gilby Clarke, gitaris yang telah dikenal Slash jauh sebelum GN’R terbentuk direkrut untuk menambal kekosongan. Selanjutnya, kibordis Dizzy Reed juga direkrut untuk mengakomodasi perkembangan konsep musik GN’R yang makin melebar. Usai menggarap album yang sepenuhnya berisi lagu daur ulang, ‘The Spaghetti Incident?’, formasi ini bubar dan Axl melenggang sendiri membawa nama GN’R. (*)



Diskografi:
Appetite for Destruction (1987)
G N' R Lies (1988)
Use Your Illusion I (1991)
Use Your Illusion II (1991)
The Spaghetti Incident? (1993)
Live Era: '87–'93 (1999)
Greatest Hits (2004)
Chinese Democracy (2008)

Foto:
Axl Rose (Geffen/Universal)
Ron Thal (Courtesy of Vigier Guitars)
Buckethead (Foto Buckethead yang banyak tersiar di situs internet)

Musuh Musuh AXL Rose

Vince Neil


Jadi gini pada tahun 1989,
meletus perseteruan antara rose sama vince vokalis motley crue gara2 si vince ini mukul gitaris gnr izzy stradlin di belakang panggung mtv music awards.

Pukulan itu dikatan sebagai balasan atas insiden sebelumnya di cathouse,sebuah klub malam di los angeles,krna si izzy diduga mengganggu dan menyerang istri neil,sharise.
Stradlin kemuadian mengatakan bahwa neil"memukul seperti bedak".
dalam sebuah wawancara pada tahun 2009 perseteruan antara neil dan rose meningkat lagi ketika rose disebut "pembuang waktu" oleh neil.

Neil berkata "untuk[chinese democrzy] cukup gagal setelah bertahun2 direkam.kemudian tur dibatalkan dan teman saya pergi bermain gitar untuknya.mereka berlatih selama 3 bulan dan axl tidak pernah muncul.akhirnya saya pikir fans mereka hanya berkata "persetan dia melakukan itu sudah beberapa tahun".

Kurt cobain

Nirvana telah menandatangani sebuah kontrak dengan satu lebel yang sama dengan guns n roses yaitu geffen records.kurt cobain telah ditanyai 2 kali oleh pihak label untuk membuka konser guns n rose/metallica stadium tour tapi cobain menolak.setelah menolak tawaran rose ,cobain mulai berbicara tentang guns n rose dan axl untuk sumber media banyak,mengklaim bahwa mereka begitu menyedihkan dan tidak berbakat.

Di MTV video music awards 1992 istri cobain,courtney love,dia bertanya apakah axl mau menjadi ayah baptis putri mereka frances cobain,yang axl menjawab "mengapa anda tidak menutup jalang anda".Kurt kemudian mendorong rose dan bertengkar hebat denganya dan menyebut axl sebagai homoseksual.

Dalam wawancara dengan michael azzeard dalam biografi tidak resmi "come as you are" cobain mengakui ada satu hal yang dia sukai dari guns n roses yaitu "mereka benar2 total dan kemudian mereka duduk kembali dan melihat apa yang mereka kacaukan dan kemudian mencoba mencari tahu bagaimana mereka dapat memperbaikinya sementara kita hanya memikirkan hal itu dan membuatnya bertambah buruk".

Scott weiland

pada 6 maret 2006 axl rose mengeluarkan berbagai penghinaan pada velvet revolver dan vokalis scot weiland bahwa mereka penipu.dan velvet revolver pun membalas di situs pribadi mereka bahwa panggilan axl itu adalah "lemak,botox berwajah dan orang kecil yang ketakutan yang pernah berpikir bahwa dia adalah raja".

pada tahun 2008 setelah bepisah dengan velvey revolver weiland menyatakan bahwa pendapatnya tetang rose berubah.Berbicara dengan rolling stones,ia berkata "semua orang telah dibuat axl menjadi gila dan aku tidak tahu dia sangat baik sekali"

Slash

Axl menyebut slash adalah sebuah kanker dan dia tidak akan mau reuni dengan guns n roses sampai slash mati.

Tommy hilfiger

pada mei 2006 hilfger tiba2 memukul axl di plumm kota new york city gara2 nya si axl ngedeketin pacarnya hilfger akhirnya mereka baekan dan menjadi temen kok sekarang.

Bon jovi

bon jovi hanya sirik kepada axl karena axl lebih banyak mendapat pengahargaan sedangan john tidak.

Musuh2 axl lainnya:

The eagles of death metal

Dexter holland darti the offspring

Bob Guccione Jr

Kamis, 27 Mei 2010

Sejarah Guns n Roses

ini dia para pencinta musik rock n rool yang saat ini sedang gak eksist d dunia musik, ini dia salah satu video klip Guns.N.Roses yang berjudul Sweet Child O’Mine yang man terlihat kehebatan dari gitarisnya yang sampai saat ini belum diketahui identitas gitaris yang satu ini.mau lihat video klipnya klik di sini.

dan video klip yang satu ini banyak diminati oleh kaula muda yang suka dengan musik rock n rool nya yang mana rating video ini terus melunjak sampai ke indonesia.daintara lagu yang lainya cuma Sweet Child O’Mine yang mampu membuat pendengar terhibur karna menikmati dan mengalir kedalam jiwa kaula muda yang mana akan membuat mereka jadi tenang,disaat pikiran mereka sedang kacau. Guns N Roses adalah band yang terbentuk tahun 80an. Nama Guns n Roses sebenarnya terinspirasi dari nama Guns dari seorang yang bernama Guns dan Roses di ambil dari kata Axl Roses. Akan tetapi Guns di keluarkan dari Guns n Roses, nama Guns di kata Guns n Roses tetap di pertahankan Axl. Personil Guns n Roses : Axl Roses - Vokal Adler - Drummer Izzy Spark - Rhytem Slash - Lead Gitar Duff - Bass Album Pertama : “Appetite for Destruction” - Welcome to the Jungle - It’so easy - Nightrain - Out ta get me - Mr. Brownstone - Anytings goes - Paradise city - My Michelle - Think about you - Sweet child o’mine - You’re crazy - Rocket queen Los Angeles - Kalau ada grup rock yang namanya paling bersinar di awal tahun 1990-an, boleh jadi itu adalah Guns’N'Roses. Hal itu bisa dilihat lewat sejumlah tembang mereka yang begitu sering dinyanyikan seperti You Could Be Mine yang menjadi lagu tema Terminator II : Judgment Day. Sayang seperti grup lainnya, GNR belakangan diguncang oleh perseteruan antar personilnya yang tenggelam dalam penggunaan obat bius dan alkohol. Bahkan, saat ini tinggal Axl Rose saja yang masih bertahan sementara para personil lainnya hengkang baik karena dipecat langsung oleh sang vokalis yang dikenal memiliki temperamen meledak-ledak hingga mundur sendiri. Terakhir, reputasi GNR sendiri semakin tercoreng karena dibawah komando Axl, grup ini berulang kali gagal merilis album terbaru Chinese Democracy meski telah berulang kali menetapkan tanggal. Nah, kabar terakhir ini bisa jadi merupakan tanda bagus : GNR bakal kembali ke formasi awal. Kabar bombastis itu untuk pertama kalinya dilontarkan oleh Steven Adler yang tak lain adalah drummer GNR formasi awal. “Aku telah bertemu Axl beberapa waktu lalu dan telah berbicara hingga pagi yang sekaligus untuk menyelesaikan semua perseteruan diantara kami selama ini.” “Aku telah melontarkan ide padanya supaya para personil lama Guns’N'Roses bisa tampil bareng lagi sebab kalau itu terjadi, hal ini bakal menjadi reuni terbesar dalam sejarah musik. Ketika ucapan itu kulontarkan, Axl cuma nyengir kemudian tertawa. Tapi jangan salah, justru anggota (baru) lainnya ternyata juga sama antusiasnya denganku.” “Mereka langsung berusaha membujuk Axl dan menyebut bahwa formasi kamilah yang terbaik sepanjang masa. Untuk masalah ini, aku telah berbicara dengan Slash (gitaris) dan Izzy Stradlin, dan mereka ternyata sama antusiasnya denganku. Sekarang semuanya tergantung Axl.” Jadi akankah ‘kembali’nya GNR menjadi salah satu reuni yang terjadi di tahun 2008, kita tunggu saja. (indsr)

Tentang Guns N Roses

Tentang Guns N Roses


Guns N Roses menjadi band rock terbesar di dunia pada tahun 1991-1992 saat double album mereka “Use Your Illusion” meledak di pasaran. Dengan formasinya saat itu Axl Rose (vocal),Slash (gitar),Izzy Stradlin (gitar), Duff Mckagan (Bass), Dizzy Reed (Keyboard), dan Matt Sorum (Drum). Pada tengah malam 17 September 1991 GNR menjadi band terhebat di dunia. Ratusan toko dibuka sampai pagi untuk menjual album Use Your Illusion yang terdiri dari dua album. Untuk pertama kalinya dalam sejarah, kedua album itu berada di peringkat pertama dan kedua album terlaris versi Billboard di AS.


Namun kebesaran dan kesuksesan GNR pada masa itu tidak serta merta menjadikan personel mereka lebih solid. Yang terjadi adalah ketika Izzy Stradlin secara mengejutkan mengundurkan diri dari GNR di pertengahan konser keliling dunia album Use Your Illusions (Use Your Illusion World Tours). Izzy digantikan oleh Gilby Clarke di pertengahan konser keliling dunia. Dapat dilihat pula dalam video klip “Don’t Cry”, di klip itu terselip gambar ketika salah seorang fans menempelkan sebuah tulisan di punggungnya “Where’s Izzy???”. Atau kejadian lainnya saat menjelang konser di Tokyo, ada poster juga bertuliskan “Who’s Gilby??” Membuktikan bahwa fans GNR sangat kehilangan sosok Izzy.


Nasib GNR berubah pada tahun 1994. mereka ribut satu sama lain, sering masuk pusat rehabilitasi ketergantungan narkotika, dan album The Spaghetti Incident? Gagal di pasaran. Keretakan mereka dimulai dari sini.


Setelah itu mereka sempat berkumpul di sebuah studio di Los Angles untuk merekam album baru yang rencananya dirilis tahun 1995. namun, tak lama kemudian mereka dihinggapi penyakit yang sudah biasa diderita band-band lainnya: kebosanan. Mereka sudah terlalu kaya sehingga mereka berpikir tidak perlu melakukan apapun.


Rose mengangkat dirinya sendiri sebagai pemimpin proyek pembuatan album itu, tetapi dia jelas tidak bisa memimpin. Kebetulan pihak Geffen Records juga memanjakan GNR. Berkat hasil penjualan album yang mendatangkan keuntungan luar biasa besar, mereka memberikan keleluasaan yang istimewa kepada GNR untuk menulis dan merekam. Saat itu GNR sempat merilis single Sympathy for the Devil yang merupakan soundtrack dari sebuah film (Interview With the Vampire).

Apakah 2000’s era terburuk dalam sejarah musik rock?
60’s dan 70’s adalah zamannya para dewa2 musik rock (the beatles, the rolling stones, led zeppelin, black sabbath, queen, ramones, dll). 80’s adalah zaman para anak-anak dewa dilahirkan (u2, metallica, guns n roses, REM, sonic youth, dll). 90’s era alternative nation (nirvana, pearl jam, oasis, radiohead, rage against the machine, red hot chili peppers, nine inch nails, dll). 2000’s ? linkin park? sucks!, my chemical romance? no!, muse? eww! bagaimana menurut anda? (memang masih ada the white stripes, the strokes, system of a down, coldplay, arctic monkeys, tapi mereka seperti kurang mendapat perhatian, dikalahkan oleh musik hip hop dan r&b yang kurang berseni!)
Pada tahun 1996 Slash meninggalkan GNR, diikuti oleh Matt Sorum (drum) dan Duff Mckagan (Bass). karena perencanaan album yang tidak kunjung kelar tersebut para personel GNR melepaskan diri. Dari para personel orisinal GNR (The Original Guns), tinggallah Rose seorang diri.
Robin Finck Cabut Dari Guns n Roses:Menjelang tur konsernya yang akan digelar pertengahan tahun 2008 ini, grup band Guns n Roses merasa panik. Pasalnya, tanpa ada sebab yang pasti, gitaris mereka Robin Finck hengkang. Seperti yang dilaporkan di situs resmi Grup band tersebut, kabarnya, Robin kembali bergabung dengan bandnya dahulu Nine Inch Nails (NIN) untuk menggelar turnya pada musim panas mendatang. Akibat keluarnya Robin itu, salah satu punggawa Guns n Roses, AXL merasa gusar. “Saat Robin keluar semua jadi kacau. Bukan hanya kami yang bingung, para fans kami juga menjadi bingung, dan mereka merasa agak kesal, “tutur AXL dalam situs resminya. Bukan hanya kali ini Robin membuat ulah tersebut. Dirinya memang kerap keluar masuk dari Guns n Roses dan NIN. Seperti pada tahun 2000 silam, dirinya pernah keluar dari Guns n Roses untuk bergabung dengan NIN, dan ikut tur ke beberapa negara. Setelah tur konser tersebut berakhir ditahun 2001, dirinya kembali lagi bergabung dengan Guns n Roses. Untuk kemudian menjalani rangkaian tur bersama Guns n Roses dibeberapa negara Asia dan Eropa.

Senin, 10 Mei 2010

GOLIATH BAND



PROFIL GOLIATH BAND

Anggota:
Ary Irawan (Ary) - Vocal
Dara Priana (Dara) - Gitaris
Rizal Gunawan (Rizal) - Lead Gitar
Izwa Yusman (Izwa) - Bassist
Ardyan Motoe (Ardy) - Keyboardist
Ginanjar Prahasta (Gie) - Drummer
Genre:
Pop
Kota Asal:
Palabuhan Ratu
Perusahaan Rekaman:
FALCON MUSIC

Goliath dari "Plara" (Pelabuhan Ratu)...New Promising Indonesian Band yang berasal dari sebuah daerah indah di Pantai Selatan Sukabumi, Jawa Barat yang konon adalah tempat berlabuh atau peristirahatan Sang Ibu Ratu Roro KiduL yaitu Pelabuhan Ratu (We Love our hometown where our family and friends are there...) Knapa GoLiath?? GoLiath itu sebuah singkatan dari "Eksistensi lebih penting dari sebuah nama". Goliath, Rizal (Lead), Davy (Rhytm), Izwa (Bass), Ardi (Keyboard), Gie (Drum), Ary (Vocal), dan Husni (Kritikus sekaligus yang ngurus anak-anak hehehe...) menyatukan kesamaan cara pandang dan tujuan kita yang ngga cuma dalam hal bermusik, jadi lahirlah GoLiath pada 7 February 2009 (Masih fresh kan???). Buat GoLiath, ini bukan hanya sekedar band tapi lebih kepada ikatan persaudaraan yang kuat dan dibangun dari loyalitas serta kecintaan kita ber 7 terhadap arti sebuah persahabatan (Ciyeeeeee... Pujangga bangetz dahh).

Chord Dan Lirik Lagu Goliath Band
Masih Disini Masih Denganmu
[intro] C Em Am C7
F Em Dm G

C G
Ku pergi hanya sebentar saja
Am G
bukannya untuk menjauhimu
F Em
mencoba tuk cari bagaimana
Dm G
baiknya untuk berdua

C G
setelah kuputuskan kembali
Am G
tuk pulang mencarimu kekasih
F Em
tetapi kau bukan dirimu lagi
Dm G
kau telah jauh berubah

F G C
Ataukah kau sudah temukan yang baru

[chorus]
F G
tolong jangan kau katakan kau suka
C G/B Am
jangan-jangan kau pikirkan egomu saja
Dm G C
aku masih disini
F G
biar kau tahu betapa sulitnya aku
C G/B Am
selama ini cintai kamu
Dm G
aku masih denganmu

C G
cobalah kau ingat kembali
Am Em
masa masa indah denganku
F Em
dan jujur apakah semua
Dm G
kini sudah terlambat

F G C
Ataukah kau sudah temukan yang baru

[interlude] C E Am C7
F Em Dm G C

[chorus]
F G
tolong jangan kau katakan kau suka
C G/B Am
jangan-jangan kau pikirkan egomu saja
Dm G C
aku masih disini
F G
biar kau tahu betapa sulitnya aku
C G/B Am
selama ini cintai kamu
Dm G
aku masih denganmu

F G
tolong jangan kau katakan kau suka
C G/B Am
jangan-jangan kau pikirkan egomu saja
Dm G C
aku masih disini
F G
biar kau tahu betapa sulitnya aku
C G/B Am
selama ini cintai kamu
Dm F G
aku masih denganmu

Download Lagu dan MP3 Goliath On 4shared
1. Goliath Band - Masih Disini Masih Denganmu (MD2).mp3
2. Goliath Band - Kesucianmu.mp3
3. GOLIATH BAND_Tinggal Seribu.mp3
4. Goliath Band - Hidup Ini Mahal.mp3
5. Lagu dan MP3 Numata lainnya,,,DOWNLOAD

Minggu, 11 April 2010

AVENGED SEVEN FOLD

Band yang udah dua kali manggung di Indonesia ini terbentuk tahun 1999 di Huntington Beach, California. Nama Avenged SevenFold yang artinya pembalasan tujuh kali lipat diambil dari salah satu ayat di Kitab Kejadian Perjanjian Lama. Dulu itu formasi awal mereka masih belum kayak sekarang. Mereka cuma bertiga yakni M. Shadows (vocal), Zacky Vengeance (gitar), The Rev (drum) dan pemain bass yang gak pernah tetap. Sejak kecil mereka udah saling kenal satu sama lain. Dan anak – anak muda ini keitung udah cukup pede loh dengan usaha ngerilis mini album yang terdiri dari lagu demo – demo mereka. Ditaon 1999 mereka ngerilis demo berisi tiga lagu. Ditaon 2000, mereka ngerilis lagi demo yang berisi 5 lagu. Demo – demo inilah yang pada akhirnya nganterin mereka menuju kontrak dengan label. Masih ditaon 2000, cowo – cowo gagah ini ngerilis satu demo lagi yang berjudul Walking the Fallen Demo sebelum Good Life Recordings (salah satu label indie) ngajakin mereka untuk ngerilis album beneran. Pas ngerjain album yang dikasih nama Sounding the Seventh Trumpet ini rata – rata umur personil Avenged SevenFold masih 18 tahun. Synyster Gates baru juga mulai ikutan gabung disini dan Cuma ikut nyumbang permainan di satu lagu yang berjudul To End the Rapture. Album ini rilis diawal tahun 2001. Dan 2 taon kemudian, dibawah bendera Hopeless Record, A7X ngerilis album berjudul Walking the Fallen. Album LP kedua ini boleh dibilang sebuah album yang bersejarah. Soalnya di album inilah Johnny Christ mulai ikutan jadi pemain bass. Truss, album ini juga menjadi album terakhir yang menyisakan sound metalcore dan sceam-nya Shadows yang khas. Udah gitu, biarpun dirilis sama label indie, nih album laku terjual samape 370.000 kopi! Sedaaaappp. Dan gara – gara prestasi album ini juga, Label Warner Bros Records mulai tertarik ngelirik anak – anak muda yang sekujur tubuhnya dipenuhin tato itu. Bulan Juni 2005, dengan kerjasama bareng Warner Bros, A7X ngerilis album berjudul City of Evil. Singel Bat Country yang dijadiin jagoan langsung ngedongkrak penjualan album ke angka yang lumayan. Tapi buat penggemar yang udah ngikutin album A7X dari yang sebelumnya, notasi album yang sekarang keitung lebih nge-pop. Banyak orang menduga, perubahan konsep yang berbeda dari album – album sebelumnya ini disebabkan gangguan tenggorokan yang dialami shadows. Shadows yang sempet ngejalanin operasi tenggorokan pun menyangkal isu itu. Katanya sih, album City of Evil ini memang dikonsep tanpa scream sama sekali. Dari sukses album ketiga itu, nasib kelima pemuda ini kelihatan makin terang. Apalagi mereka juga mulai ikutan diundang buat manggung di pagelaran akbar semacem Ozzfest gitu. Makin mantep aja!! Dan mereka pun gak usah pakek nunda waktu lagi. Mumpung masih anget, album selftitled (Avenged Sevenfold) pun dirilis taon 2007 dengan ngandelin single Critical Acclaim. Dan kelar album ini nama mereka pun makin meroket sebagai band yang kembali ngidupin scene heavy metal dunia.

761892019_l

ilham_hudson98@yahoo.co.id

Senin, 22 Februari 2010

Scott Weiland : Antara Bakat dan Narkotika

Scott Weiland : Antara Bakat dan Narkotika PDF Print E-mail
Written by red
Tuesday, 04 August 2009
Tanggal 1 April 2008 adalah hari yang kelabu bagi Scott Weiland, vokalis Velvet Revolver (VR). Bagaimana tidak, teman-teman yang mengajaknya bergabung tahun 2003 silam ternyata mengeluarkan statement sepihak yang isinya bahwa Scott tidak akan bersama mereka lagi dalam tur VR selanjutnya. Sederhananya : Scott dipecat! Menurut Slash dan kawan-kawan, Scott Weiland sudah tidak memiliki komitmen terhadap tur dan fans...

Program rehabilitasi narkoba Scott dianggap mengganggu jadwal tur VR, sehingga banyak agenda tur yang dibatalkan. Selain itu, kelakuan Scott saat manggung di Glasgow, Skotlandia sudah tidak dapat ditolerir personel lainnya. Saat itu Scott mengatakan pada penonton bahwa konser itu adalah spesial, karena merupakan konser terakhir VR. Setelah acara, Matt Sorum (drumer) membenarkan adanya masalah di tubuh VR, namun Slash bersikeras bahwa konser itu bukan yang terakhir dari VR. Scott makin menambah runyam suasana saat mengumumkan akan menggelar tur reuni bersama band lamanya, grup Grunge Stone Temple Pilots (STP).

Scott Weiland sendiri membantah bahwa dirinya tidak berkomitmen terhadap band. Menurutnya, yang terjadi sebenarnya adalah anggota VR sudah lama tidak berkumpul. Ia justru mengingatkan adanya personel lain (ia menolak menyebutkan namanya) yang pernah juga direhabilitasi, namun tidak pernah menjadi masalah seperti halnya dirinya kini. Ia membenarkan akan melanjutkan karir bersama STP dan merekomendasikan Sebastian Bach (eks Skid Row) untuk menggantikannya di VR.

Slash membalas, saran Scott hanyalah imajinasi belaka. Masuk akal karena sebelum Scott Weiland bergabung, VR memang pernah menolak Bach karena dianggap membawa lagu-lagu VR menjadi mirip Skid Row. STP sendiri telah melakukan konser perdana pasca vakum 5 tahun di Harry Houdini Theatre pada 8 April 2008, dan akan dilanjutkan dengan tur panjang 65 kota pada bulan Mei mendatang.

Berbeda dengan Scott Weiland yang sudah mantap bersama STP, eks teman-temannya di VR kini sedang sibuk mencari vokalis baru. Slash mengatakan bahwa VR sudah bekerja bersama seorang vokalis, namun belum saatnya ia menyebutkan namanya. Kabar yang berhembus, VR telah sepakat dengan Sammy Hagar (eks Van Halen) yang kualitasnya tidak perlu diragukan. Kabar lain menyebutkan, VR sedang menjajaki kemungkinan merekrut Mike Patton (eks Faith No More).

Bahkan ada gosip yang memberitakan bahwa teman lama mereka, Axl Rose (Guns N’ Roses) akan bergabung bersama VR! Kecil kemungkinan, namun fans Guns N’ Roses dipastikan akan menangis bahagia jika impian tersebut benar adanya. Berita terakhir mengabarkan bahwa VR membuka ’lowongan’ vokalis melalui media internet. Bagaimanapun, kita masih akan menunggu siapakah sosok yang menggantikan si bengal nan kharismatik, Scott Weiland.

Sejarah :

Cikal bakal VR dimulai pada tahun 2002 saat tiga eks personel Guns N’ Roses (Gn’R) yaitu Slash (gitar), Duff McKagan (bass), dan Matt Sorum (drum) berkumpul dalam acara seremoni mengenang almarhum Randy Castillo di Los Angeles. Merasakan chemistry bermusik yang sama, ketiganya memutuskan untuk membentuk sebuah band serius dengan harapan legenda Gn’R akan lahir dengan wujud baru, menandingi Gn’R imitasi yang tidak kujung dirampungkan oleh satu-satunya personel asli yang tersisa, Axl Rose.

Untuk sementara ketiganya menamakan diri The Project sebelum mendapatkan vokalis dan ritem gitar untuk mengisi potongan puzzle yang masih kosong. Dalam waktu singkat The Project telah mendapatkan seorang personil di posisi ritem gitar, namanya Dave Kushner mantan gitaris di grup solo Duff McKagan, Loaded dan juga mantan gitaris Dave Navarro’s Band dan Wasted Youth.

Dengan label yang kurang mentereng di mata publik musik rock, jelas saja Dave diragukan dapat bersanding dengan tokoh gitar papan atas, si legendaris Slash. Apalagi dirinya datang untuk mengisi pos Izzy Stradlin, eks pasangan Slash di Gn’R yang sempat pula berlatih dan membuat lagu bersama The Project. Izzy yang tidak lagi berhasrat untuk beraksi di atas gemerlap panggung Rock n’ Roll memilih mundur ketika band mulai membicarakan kemungkinan menarik seorang vokalis.

Ia sedikit trauma dengan keberadaan vokalis, mengingat pengalaman buruknya saat bersama Axl Rose di Gn’R. Alih-alih memberi kepercayaan kepada Dave Kushner, publik justru mengharapkan datangnya seorang Gilby Clarke, eks gitaris Gn’R lainnya, untuk berduet dengan Slash. Namun harapan berlebihan terhadap seorang gitaris buru-buru diklarifikasi Duff dengan mengatakan bahwa Dave adalah ’senjata rahasia’ mereka yang pastinya tidak akan mengecewakan publik. Sejurus kemudian Dave Kushner pun resmi mengisi pos gitaris kedua atau ritem gitar di New Most Dangerous Band In The World itu.

Saat personel di bagian ’instrumen’ sudah lengkap, band tinggal mencari seorang frontman yang pastinya jauh lebih sulit daripada mencari ritem gitar. Apalagi publik sudah kadung melihat Axl Rose sebagai pasangan sejati Slash di Gn’R, sama halnya seperti Jagger-Richard (Rolling Stones) atau Tyler-Perry (Aerosmith). Siapa dia yang lebih cocok berada di samping Slash selain Axl? Sebagai musisi yang telah mempunyai nama besar sebelumnya, tentu saja segala kegiatan The Project terus diawasi publik. Segala keputusan akan menjadi pujian jika memuaskan publik, namun sebaliknya akan menjadi cacian jika salah langkah.

Akhirnya The Project memutuskan mengadakan audisi demi mencari yang terbaik untuk berdiri di barisan depan panggung rock bersama mereka. Diluar dugaan, audisi yang melibatkan vokalis-vokalis top tidak menjamin datangnya individu yang tepat untuk mengisi pos yang kosong itu. Nama-nama top seperti Michael Matijevic (Steelheart), Sebastian Bach (Skid Row), Travis Meeks (Days Of The News), Kelly Shaefer (Neurotica), Josh Todd (Buckcherry), A. Jay Popoff (Lit), Todd Kerns (The Age Of Electric), Mike Patton (Faith No More), bahkan istri mendiang Kurt Cobain, Courtney Love (The Hole) adalah mereka yang tersingkir dari audisi yang diadakan The Project.

Mereka semua bukannya tidak berkualitas, namun bukan hal yang mudah menemukan vokalis yang cocok dengan konsep musik band ini. Bingung, Duff McKagan memutuskan untuk berkonsultasi dengan teman lamanya, vokalis Stone Temple Pilots bernama Scott Weiland yang saat itu sedang berurusan dengan pengadilan karena tertangkap basah sedang mengemudi dalam keadaan mabuk.

Scott Weiland, Reinkarnasi Axl Rose?
Kepada Scott, Duff berkonsultasi tentang konsep musik band barunya dan meminta masukan tentang vokalis yang cocok bergabung dengan mereka. Duff menginginkan vokalis berkarakter dan kharismatik, yang terpenting sang vokalis haruslah memiliki jiwa Rock n’ Roll demi menjiwai lagu yang akan mereka bawakan. Tentu saja Duff sudah memiliki standar tinggi karena tipe seperti Axl Rose, vokalis yang pernah bertahun-tahun bersamanya di Gn’R, adalah contoh kuat vokalis yang akan direkrutnya.

Meski demikian, Duff juga tidak menutup mata bahwa tipe suara ’tinggi melengking’ sudah tidak relevan dengan perkembangan jaman, oleh karenanya ia menginginkan vokalis bertipe Grunge seperti Eddie Vedder (Pearl Jam). Saat itu tidak terpikirkan untuk mengajak Scott Weiland, karena yang bersangkutan masih terlibat aktif dalam tur STP. Duff hampir saja merekrut Mike Patton, saat Mary, istri Scott Weiland, menelponnya dan mengatakan suaminya sedang dalam keadaan tertekan karena bermasalah dengan polisi dan narkotika, sementara anggota STP lainnya membentuk grup baru bernama Talk Show bersama vokalis lain.

Merasa harus membantu, Duff menghadiri sidang Scott dan tanpa basa-basi mengajaknya bergabung untuk melengkapi sepotong puzzle yang masih tersisa. Tidak ada audisi untuk vokalis sehebat ini, pikir Duff. Setelah urusan Scott dengan pengadilan selesai, ia segera pergi ke studio The Project untuk merekam single pertama yang menjadi soundtrack film The Hulk, Set Me Free. Disaat yang bersamaan, nama The Project secara resmi berubah menjadi Velvet Revolver yang merupakan nama pemberian dari Scott Weiland.

Scott yang memang fans berat Gn’R merupakan anugerah terbaik yang diberikan Tuhan kepada VR. Sebagai vokalis multi talented, kemampuannya menjelajah berbagai nada mulai dari tinggi hingga rendah, serak dan melengking, bahkan suara wanita dan anak-anak, membuat VR memiliki nilai plus di mata kritisi musik Amerika saat itu. Kapasitas Scott dibuktikannya dengan menjadi guru vokal Fred Durst, vokalis Limp Bizkit. Melihat Scott, dengan segala aksi dan kontroversinya di dalam dan diluar panggung (ditambah tampang tengilnya), benar-benar mengingatkan orang akan sosok Axl Rose.

Bahkan polling internet mengenai pria ter-badung di dunia musik menempatkan Axl Rose di posisi kedua (dibawah Eminem) dan Scott Weiland di posisi ketiga. Tidak ada yang lebih Rock n’ Roll dibanding Scott, dan dialah reinkarnasi sebenarnya dari Axl Rose!

Album :

Perekrutan Scott Weiland sendiri bukannya tanpa resiko. Di masa-masa awal karirnya dengan VR, Scott mesti bolak-balik pengadilan dan panti rehabilitasi untuk menyelesaikan urusan pribadinya berkaitan dengan narkotika. Scott mengakui, teman-teman barunya di VR (dengan latar belakang sesama pecandu narkotika) benar-benar melindungi dan mengayomi dirinya agar meninggalkan dunia gelap itu selama-lamanya. Untuk meninggalkan itu semua dibutuhkan kegiatan positif yang membuat Scott melupakan keinginannya meracuni diri dengan narkotika. Dan kegiatan itu bukan hal yang sulit dicari, karena saat itu VR sedang sibuk mengerjakan album perdana mereka yang diberi titel Contraband (2004).

Album perdana ini (terlepas dari segala kekurangannya) benar-benar menampilkan skill tinggi dari para personelnya. Vokal brilian Scott mendominasi track pertama berjudul Sucker Train Blues. Sementara di bagian melodi, Slash sedikit meninggalkan sound bulat seperti ciri khasnya selama ini. Gantinya, sound yang lebih modern mulai berani ditampilkan dengan jelajah nada Pentatonic Scale yang (seperti biasa) membuat siapapun mengetahui siapa pemainnya hanya dengan mendengarkannya.

Di album ini pula sound bass Duff McKagan yang biasanya kering, kini terdengar lebih kaku dan berat. Pukulan Matt Sorum yang semasa di Gn’R terdengar ’kuli’ dan pecah, kali ini lebih lembut dan kalem namun dengan variasi ketukan yang lebih kreatif. Sedangkan si ’anak bawang’ Dave Kushner, menunjukan blocking halus dengan sound tipis dan muram untuk memberikan keleluasaan bagi Slash dalam memainkan berbagai variasi melodi.

Bagi penikmat Gn’R sebaiknya jangan terlalu berharap akan mendengarkan ramuan seperti di album Illusion atau Appetite, karena Contraband bukanlah refleksi dari Gn’R. Album ini memilki aroma Grunge yang khas meskipun terdapat pula bau Hardrock dan Heavy metal, bahkan punk dalam lagu-lagu mereka. Meskipun diwakili satu personel, unsur STP sangat terasa dalam karya balada VR. You Got No Right dan Loving The Alien tidak akan terdengar asing bagi penggemar STP. Untungnya, hits Fall To Pieces berhasil mengobati kerinduan fans Gn’R akibat intro dan melodi khas Slash yang sangat Gn’R.

Album ini juga menjadi saksi akan lahirnya sebuah super hits yang dipercaya akan menandingi lagu legendaris Gn’R, Paradise City. Lagu itu berjudul Slither. Dibuka oleh duet Matt Sorum dan Duff Mckagan, Slash dan Dave Kushner menyusul dengan permainan tempo tinggi. Sepintas kita seperti mendengar Chris Cornell menyanyi di bagian awal, namun reff mendayu menampilkan vokal Scott Weiland yang sangat khas.

Sama halnya seperti Paradise City di Gn’R, lagu Slither kerap dijadikan encore alias lagu penutup konser-konser VR. Dapat ditebak, debut album Contraband berhasil menempati chart tertinggi di Billboard bahkan double platinum! Inilah kreasi VR yang sesungguhnya, dan mereka belum selesai.

Kesuksesan Contraband membuat tim bersemangat untuk mengerjakan materi album kedua. Tahun 2007, secara resmi album berjudul Libertad diluncurkan ke pasaran. Album ini menampilkan produser Brendan O’ Brien, yang menggantikan Josh Abraham. Sebelum Libertad keluar, sebuah single rancak berjudul Come On Come In diluncurkan untuk mengisi soundtrack film Fantastic Four.

Secara umum, ramuan Grunge, Hardrock, Heavy Metal, dan Punk masih terasa dari lagu-lagu yang ditampilkan. Hits Let It Roll sangat cocok dijadikan tembang pembuka karena menampilkan karakter asli VR, cepat dan bertenaga. Karakteristik sound dan skill para personel mengalami peningkatan, terlebih vokal Scott Weiland yang makin unik dan ’nyeleneh’. Terlepas dari hobinya memanfaatkan efek vokal, kejeniusannya seperti mendapat tempat di album ini.

Suara anak kecil di lagu Can’t Get Out Of My Head dan suara mirip Marylin Manson di lagu Get Out The Door membuat album ini makin bervariasi. Lagu Spay menampilkan teriakan Scott yang semakin matang. Album ini juga menampilkan hits seperti She Build Quick Machine, Last Fight dan Gravedancer. Lirik yang diciptakan Scott benar-benar personal dan mendalam, itu dibuktikannya dengan membuat judul yang sesuai dengan nama istrinya, Mary Mary. Album ini ditutup dengan sebuah secret song bernuansa country. Walaupun tidak sesukses album perdana, Libertad berhasil menempatkan diri di posisi 5 Billboard UK.

Kasus Glasgow :

Kepadatan jadwal tur dan kesibukan masing-masing personel membuat pertemuan mereka tidak lagi sesering sebelumnya. Slash justru menjadi konsultan bagi Axl Rose yang sedang kebingungan membangun kembali GN’R. Ia dan Duff McKagan bahkan diundang untuk manggung di acara yang diadakan oleh mantan drumer pertama Gn’R, Steven Adler, yang juga turut mengundang Izzy Stradlin dan Axl Rose.

Acara inilah yang menimbulkan gosip bahwa Gn’R akan reuni., namun Slash menampik dengan mengatakan bahwa dirinya dan Duff sedang berkonsentrasi untuk album ketiga VR. Kesuksesan dua album awal membuat publik menantikan hadirnya album yang lebih ’ganas’ daripada album sebelumnya. Ekspatasi publik begitu tinggi terhadap VR, karena sebagai sebuah supergrup, VR dapat menunjukan bahwa Rock n’ Roll belum mati.

Merekalah orang-orang lawas yang masih berkibar setelah Metallica dan band lainnya tergerus oleh dentum elektronika dari grup-grup metal yang memakai jasa Disk Jockey (DJ). Sayangnya, momen tersebut tidak dimanfaatkan oleh Scott Weiland dan kawan-kawan. Perjalanan tur yang padat tiba-tiba ’rusak’ oleh jadwal rehabilitasi narkotika Scott Weiland yang membuat beberapa tur harus dibatalkan. Walaupun manajemen telah meminta maaf, fans jelas kecewa.

Selentingan jelek mulai terdengar, bahwa band akan bubar karena adanya konflik internal antara eks Gn’R versus Scott Weiland. Apalagi tersiar kabar bahwa Scott akan mengadakan konser reuni dengan STP. Slash yang ditanyakan tentang hal itu menjawab dengan enteng, ”Benar, Scott memang akan menjalani tur reuni dengan STP setelah rangkaian tur VR selesai”. Walaupun Slash nampak tidak ’cemburu’ dengan tur reuni tersebut, namun media tetap mencium adanya aroma perpecahan di tubuh VR, walaupun disanggah dengan keras oleh Slash dan Duff.

Kehadiran VR di acara seremoni untuk Van Halen seakan menampik tuduhan disharmonisasi di tubuh band. Media pun mulai tenang sebelum terjadi kekacauan pada konser VR di Glasgow, Skotlandia. Ditengah-tengah show, saat penonton sedang berada di puncak adrenalin karena gempuran lagu-lagu VR, tiba-tiba saja Scott mengeluarkan statement kontroversial.

”Konser ini spesial,” katanya, ”Kalian beruntung hadir disini, karena ini adalah penampilan terakhir VR” Tentu saja penonton kaget. Bukan hanya penonton, personel VR dan seluruh awak tim terperangah atas statement spontan tersebut. VR tetap melanjutkan konser hingga selesai, dan media menunggu di Conference Room dengan pertanyaan yang sudah dapat ditebak. Slash menjawab bahwa hari itu bukan konser terakhir VR, namun statement Matt Sorum di tempat lain membuka mata dunia bahwa VR memang sedang kritis.

Matt membenarkan adanya konflik di dalam band. Ia juga mengkritik sikap Scott Weiland di Glasgow. Perseteruan melalui media makin meruncing dengan balasan dari Scott bahwa dirinya sudah berusaha menjalin pertemanan dengan personel lain, namun teman-temannya terlalu egois. Ia justru tidak sabar untuk berkumpul dengan teman-teman lamanya untuk reuni STP. Setelah kejadian itu, VR seperti menghilang dari peredaran.

Slash beberapa kali muncul di media dengan pernyataan bahwa VR sedang berkonsentrasi mengerjakan materi album ketiga. Namun pada tanggal 1 April 2008, muncul statement resmi dari kubu VR. Bukan tentang tanggal launching album ketiga mereka, namun pernyataan bahwa Scott Weiland resmi dikeluarkan dari band. Ternyata konser VR di Glasgow bukan yang terakhir bagi VR, namun bagi Scott Weiland.

*Gitaris Smoke N’ Coffee Club (Sn’CC)

Scott Weiland : Antara Bakat dan Narkotika